Rabu, 30 September 2015

PAKET KEBIJAKAN PRESIDEN RI JOKO WIDODO



BIDANG KAJIAN EKONOMI
ISSUE DALAM BIDANG EKONOMI DAN AKUNTANSI
PAKET KEBIJAKAN PRESIDEN RI JOKO WIDODO
Dalam beberapa kurun waktu yang singkat sampai saat ini presiden Joko Widodo memang sudah menunjukkan kerja kerasnya untuk pembangunan tanah air kita tercinta Negara Indonesia.
Diawal pemerintahan, Presiden Joko Widodo atau yang biasa di sebut Jokowi memang berjanji akan membangkitkan perekonomian dan menciptakan cukup lapangan kerja baru bagi kaum muda. Target utama adalah menggalakkan pembangunan infrastruktur juga sektor manufaktur dan mendorong daya saing industri.
Dengan berjalannya waktu dengan topik terhangat baru baru ini presiden mengeluarkan paket kebijakan untuk mengatasi maraknya Pemberhentian Hubungan Kerja dan perlambatan ekonomi yang terjadi di Indonesia. Paket kebijakan yang dikeluarkan oleh presiden RI Joko Widodo terdapat 2 jilid dimana pada jilid pertamanya terfokuskan pada investasi, ekspor, dan properti.

“Paket pertama itu kan fokusnya pada investasi, ekspor, dan properti. Tapi itu memerlukan investasi baru untuk bergerak, sehingga perlu waktu. Tidak berarti setelah keluar, kemudian langsung PHK berhenti,” ujar Darmin sebelum mengumumkan paket kebijakan ekonomi jilid II di Istana Kepresidenan, Selasa (29/9).
Ia menegaskan bahwa pemerintah tengah berupaya melakukan yang terbaik untuk memperbaiki ekonomi Indonesia. Namun semua kebijakan yang diambil merupakan bagian dari proses yang memerlukan waktu.
Terfokus untuk investasi, pemerintah perlu mempersiapkan diri dan membenahi segala kekurangan agar investor tertarik untuk berinvestasi di negara kita tanpa keraguan, ditambah polemik issue nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang sangat memprihatinkan saat ini.
Ditambah belakangan Presiden Jokowi mendapat kritik dari kalangan ekonomi karena serangkaian kebijakan yang dianggap menghambat kegiatan dunia usaha. Jokowi juga mengirim pesan campuran, di satu pihak mengusung slogan-slogan nasionalis dan proteksionistis di dalam negeri, di lain pihak mengundang investor asing datang ke Indonesia selama kunjungannya ke negara-negara tetangga.
Presiden dan tim ekonominya juga mengumumkan berbagai program sosial untuk penduduk miskin dan penyediaan bahan pokok dan bahan bakar murah sampai ke tingkat desa.
Permasalahan perekonomian yang terjadi di indonesia menurut saya pribadi sangat kompleks, peran kita sebagai warga negara sangat diperlukan dalam pembangunan perkenomian Indonesia. Bukan hanya dengan mengamati persoalan yang ada, kita juga di tuntut untuk ikut serta menjalankan dan mensukseskan program paket kebijakan pemerintah ini.
Paket kebijakan jilid I yang dikeluarkan pada awal september memang masih dalam pro dan kontra belum lagi issue beredar tentang paket kebijakan jilid II yang rilis pada hari Selasa, 29/09/2015 kemarin. Masyarakat dibuat bingung dengan paket kebijakan yang masih belum jelas di umumkan ke semua warga negara dalam waktu dekat. Mungkin bagi sebagian masyarakat yang Update tentang perekomian di tunjang dengan teknologi canggih mudah bagi mereka menyerap informasi terkini. Berbeda bagi sebagian kalangan yang masih minim informasi namun masih peduli dengan perkebangan perekonomian di Indonesia mereka susah mendapatkan informasi yang berubah dalam waktu yang bisa dibilang singkat ini.
Tujuan dari paket kebijakan jilid I lebih di arahkan untuk :
1.      Memulihkan dan meningkatkan kegiatan industri/utilisasi kapasitas industri, dan menghilangkan distorsi industri yang membebani konsumen, dengan melepas tambahan beban regulasi dan birokrasi bagi industri;
2.      Mempercepat penyelesaian gap daya saing industri (sistim pengupahan, penurunan harga gas, BBG untuk nelayan, percepatan izin investasi listrik 35.000 MW); dan
3.      Menciptakan inisiatif baru (seperti, fasilitas perpajakan untuk mendorong sektor angkutan, trade financing, financial inclusion, inland FTA, logistics centre), sehingga industri nasional mampu bertahan di pasar domestik dan berekspansi ke pasar ekspor.
Pro dan kontra permasalahan paket kebijakan Jokowi ini masih sangat hangat diperbincangkan, belum lah paket kebijakan jilid I dirasakan oleh banyak masyarakat Paket Kebijakan jilid II sudah rilis dengan cepatnya.
Pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi tambahan untuk meningkatkan daya saing industri, mempercepat proyek-proyek strategis nasional, dan mendorong investasi di sektor properti.
Untuk mendorong daya saing industri, Jokowi menyebutkan terdapat 89 peraturan dari 154 regulasi yang sifatnya menghambat daya saing industri akan dirombak. kebijakan deregulasi ini diharapkan presiden dapat menghilangkan tumpang tindih aturan dan duplikasi kebijakan.
Terkait percepatan proyek strategis nasional, Jokowi memastikan pemerintah akan menghilangkan berbagai hal yang selama ini menyumbat pelaksanaannya.
"Antara lain melakukan penyederhanaan izin, penyelesaian masalah tata ruang, mempercepat pengadaan barang dan jasa, serta memberikan diskresi menyangkut hambatan hukum," tuturnya.
Menteri Perdagangan, Thomas Lembong mengatakan, dalam paket kebijakan jilid I, Kemendag mendapatkan jatah untuk merevisi atau mencabut 32 Permendag. Permendag ini dinilai menjadi penghambat pertumbuhan industri dan investasi di dalam negeri.
"Di Kemendag ada 32 Permendag yang kami ubah atau cabut. 24 aturan menyangkut debirokratisasi dan 8 soal deregulasi," ujar Thomas di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (29/9/2015).



DAFTAR PUSTAKA





Tidak ada komentar:

Posting Komentar